Senin, 14 Februari 2011

MANAJER DAN PEMILIK USAHA DALAM EMOSI CURIGA


"Pekerjaan Merekrut Dan Mendidik Seorang Manajer Siap Kerja Secara Pengetahuan Dan Mental Adalah Pekerjaan Yang Tidak Instan." - Djajendra

Politik kantor sering sekali membuat para pemilik perusahaan mudah terpengaruh pada apa kata orang-orang terdekatnya. Baru-baru ini ada seorang manajer dari sebuah perusahaan mengeluh tentang sikap tidak etis dari pemilik perusahaan. "Pemilik perusahaan sangat gampang percaya pada orang lain dan mudah mengeluarkan kata-kata yang membuat perasaan tersinggung." Ucap manajer. Pada akhirnya, manajer tersebut tidak lagi betah dan mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan mencoba merayu kembali agar manajer tidak berhenti, tapi manajer merasa harga dirinya telah dilecehkan, dan dia tetap pada pendiriannya untuk berhenti kerja, walau dia tidak tahu mau kerja dimana nanti.

Pemilik perusahaan yang cerdas pasti akan membangun sistem dan memberikan kepercayaan kepada manajernya. Lalu, bersikap bijak dan memotivasi manajer, terutama di saat manajer tidak memberikan hasil sesuai harapan. Tindakan pemilik perusahaan yang mudah mencurigai dan ringan mengeluarkan kata-kata yang menyinggung perasaan orang lain, tidak akan banyak manfaatnya buat kesuksesan perusahaan. Pekerjaan merekrut dan mendidik seorang manajer siap kerja secara pengetahuan dan mental adalah pekerjaan yang tidak instan, dan memerlukan proses panjang hingga manajer tersebut bisa berdiri dalam satu barisan mind set yang sama.

Manajer yang berhenti ini adalah seorang manajer yang sangat mencintai perusahaannya. Dia selalu berada di lapangan bersama anak buahnya. Dia menghabiskan banyak waktu di tengah-tengah para karyawan yang dia pimpin. Dan menurut dia, waktu untuk keluarganya selalu tidak menjadi prioritas, dan seluruh waktunya dia dedikasikan buat perusahaan yang dia cintai. Tetapi, hasilnya adalah dia tetap dilecehkan dan pada akhirnya harus berhenti dari perusahaan yang sangat dia cintai tersebut. Mendapatkan manajer yang penuh dedikasi dan pengabdian kepada perusahaan adalah hal yang langka. Oleh sebab itu, pemilik perusahaan yang pintar pasti akan mampu mengendalikan emosi untuk bisa memanfaatkan loyalitas buat meraih prestasi terbaik.

Emosi curiga pasti akan menciptakan atmosfer negatif di tempat kerja. Pemilik perusahaan yang cerdas pasti mengerti bahwa dia harus membangun atmosfer positif di tempat kerja, agar orang-orang di tempat kerja bisa bekerja dengan saling percaya dalam sebuah kolaborasi yang saling membangun kepercayaan. Tak ada jaminan bahwa membiarkan manajer lama pergi perusahaan akan semakin sukses. Tetapi, bila pemilik perusahaan mampu memimpin manajemen dengan perilaku yang konsisten dan profesional, maka perusahaan pasti akan selalu dalam kondisi stabil untuk waktu yang lama dan berpeluang besar meraih keuntungan-keuntungan luar biasa dari kekuatan internalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar